Kamis, 18 Juni 2009

Buku 2009

Buku 11 : SAMBUT KEMATIAN DENGAN SENYUM

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Tiga Serangkai Solo

Bl/Tahun Terbit : Maret 2008

Tebal Buku : xvi + 354 halaman

Harga Buku : Rp. 43.000,-

Hari akhirat berikut semua peristiwa yang melingkupinya memang selalu menjadi pembahasan keagamaan yang cukup menarik, sekaligus selalu menjadi bahan renungan manusia, karena memang hal tersebut merupakan sesuatu yang pasti akan dilalui manusia dalam mengarungi perjalanannya menuju Allah.

Sayangnya, selama ini, kebanyakan umat beragama hanya memahami hal tersebut berdasarkan doktrin keagamaan secara “mentah”, tanpa disertai dengan bahan perenungan yang mengarahkan agar potensi ruhani manusia mampu dioptimalisasikan untuk menyongsong kehidupan sejati di akhirat tersebut. Untuk kepentingan itulah buku ini sengaja dibuat, sebagai suluh bagi hati serta batin para pembaca, agar dapat memperjalankan ruhaninya mengarungi alam akhirat.

Tidak lupa, penulis kemukakan tips-tips keagamaan serta keruhanian pada setiap akhir bab, terutama menyangkut apa yang bisa dilakukan, agar dalam setiap fase perjalanan keakhiratan, dapat kita lalui dengan selamat, sampai akhirnya kita dapat bertemu dengan Allah.

Buku Sambut Kematian dengan Senyum, akan memaparkan dengan gamblang tentang peristiwa kematian yang akan menimpa umat manusia, mengajak untuk merenungkan tentang bekal kematian, menggambarkan tentang peristiwa di alam kubur, dimensi spiritual tentang alam kubur, serta kehidupan di alam barzakh. Lebih jauh, buku ini juga mengungkapkan arti penting keimanan pada hari akhir, konsepsi yaumul akhir menurut Al-Qur'an, fenomena hari kebangkitan dan pengelompokan manusia menuju Padang Mahsyar, hikmah dari peristiwa-peristiwa hari kebangkitan dan penghitungan amal, dan adanya surga- neraka, serta tingkat-tingkatan surga.

Buku 12 : TRADISI SUFI DARI NABI Tasawuf Aplikatif Ajaran Nabi Muhammad SAW (Kajian dalam Perspektif Teori, Sejarah, dan Praktek Kehidupan Sehari-hari)

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Cakrawala Yogyakarta

Bl/Tahun Terbit : April 2008

Tebal Buku : xii + 564 halaman

Harga Buku : Rp. 80.000,-

Tasawuf sebagai sebuah wacana, dewasa ini telah mampu menyedot perhatian besar kaum muslim, termasuk dunia penerbitan. Sehingga banyak alternatif belajar tasawuf sekarang ini, walaupun tidak mengerti bahasa Arab, tanpa memasuki tarekat, dan tanpa kehadiran guru sekalipun, karena banyaknya luteratur sufi yang ada.

Namun tentu saja, sebagaimana konsep keagamaan pada umumnya, terdapat kesenjangan yang cukup lebar antara banyaknya ilmu yang didapat dan tersimpan dalam memori akal, dengan aplikasi dalam tingkatan praktis. Demikian pula dengan sufisme, melubernya kepustakaan dan penuhnya ilmu teoritis tasawuf, belum tentu seimbang, dan bahkan belum tentu menunjukkan, bahwa si pemilik ilmu dan pengkoleksi buku sufi itu dapat mengaplikasikan kesufian secara baik.

Ketertarikan banyak orang terhadap sufisme tentunya berangkat dari keinginannya mendalami segi-segi esoterisme Islam, disamping keyakinan bahwa tasawuf akan mampu membawa pelaksananya kepada kesucian batin. Sementara kebersihan batin merupakan tujuan utama dari semua agama.

Penelitian-penelitian mutakhir membuktikan bahwa disamping kebersihan hati, para pengamal sufi juga lebih mendapatkan ketenangan hidup, stabilitas emosi, dan lebih dari itu, sufisme mampu memacu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan tentunya kecerdasan spiritual bagi pelaksananya.

Namun problem pelaksanaan masih banyak menghadang kebanyakan orang yang menginginkan suguhan sufisme praktis. Kebanyakan sumber bacaan yang hadir, memang telah mampu menghadirkan suguhan ilmu-ilmu sufisme yang terrekam oleh memori otak. Tetapi umumnya mengalami kesulitan ditingkat pelaksanaan, bahkan kadang malah hanya berputar-putar dan silat lidah tentang ilmu-ilmu teoritis itu sendiri.

Gejala ini mudah difahami karena disamping kebanyakan sumber bacaan yang ada merupakan hasil terjemahan, kehadiran buku-buku sufi lokal pun umumnya masih berkutat pada dataran teoritis tasawuf. Bahkan even-even pelatihan spiritual yang kini kian marak, juga baru sekedar menyuguhkan materi-materi “otak”, bukan dalam arti pelatihan spiritual yang sesungguhnya. Forumnya memang pelatihan dan bimbingan, namun dalam prakteknya dalam forum itu hanya dikenalkan metodologi sufi dalam kerangka teoritis.

Oleh karena itu, penulis terdorong untuk menulis buku tasawuf yang menghadirkan wacana teoritis, historis, dan aplikatif.

Segi teoritis dalam buku ini, yang penulis kemukakan dalam bagian pertama, dimaksudkan sebagai dasar-dasar bagi upaya aplikasi sufi yang dipaparkan pada bagian kedua. Bahkan apa yang penulis sebut bagian teoritis ini sebenarnya lebih mengacu pada hasil pengalaman praktek sufi, sehingga akan lebih mudah dicerna dan diresapkan menjadi pengetahuan kebijaksanaan (ma’rifah). Maka dalam bagian ini, pembaca telah diajak untuk menyelami bagaimana metode sufi dalam membimbing ruhani manusia menuju Allah, bagaimana manusia mengenal nafsu dan mengendalikannya, dan bagaimana pola manajemen qolbu yang praktis dan mudah.

Selain itu, pada bagian ini pula, penulis mengemukakan tentang tujuan mempelajari tasawuf, dan tujuan bertasawuf itu sendiri, yang masing-masing memang memiliki orientasi yang berbeda.

Agar pembaca mendapatkan deskripsi “silsilah” ilmu dan pemikiran tasawuf sejak zaman Rasulullah sampai saat sekarang ini, penulis juga menyajikan sejarah ringkas perkembangan ilmu tasawuf dari abad ke abad. Sejarah di sini penulis sajikan secara kronologis-historis, yang selama ini memang kita masih sangat kesulitan mendapatkan buku rujukannya.

Setelah itu, barulah penulis menyuguhkan praktek sufi sehari-hari. Dalam bagian ini, penulis ingin menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang sufi, tidaklah sulit. Demikian pula untuk mempraktekkan kehidupan sufi, bukanlah hal yang mustahil, buklan pula hanya menjadi milik para ulama’, kelas elite keagamaan. Praktek sufi adalah suguhan Islam untuk semua penganutnya. Sama halnya dengan kebersihan dan kesucian hati yang menjadi milik asasi manusia.

Melalui buku ini, penulis ingin mengajak semua pembaca untuk memasuki relunmg-relung terdalam dunia sufi, sekaligus mengaplikasikan hidup sufi secara mudah, dilakukan kapanpun, di manapun, dan tentu kita bisa berlayar secara senang hati menempuh kehidupan sufi tanpa harus memasuki dunia tarekat yang rumit, dan tidak diharuskan berguru pada mursyid tertentu. Dan inilah insya Allah yang penulis sajikan berupa konsep dan praktek “Tradisi Sufi dari Nabi”.

Buku 13 : 17 JALAN MENGGAPAI MAHKOTA SUFI SYAIKH ‘ABDUL QADIR AL-JAILANI (Intisari Kitab Karya al-Jailani: al-Fath al-Rabbany, Sirr al-Asrar, al-Futuh al-Ghayb dan Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq)

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Mutiara Media Yogyakarta

Bl/Tahun Terbit : April 2008

Tebal Buku : xvi + 480 halaman

Harga Buku : Rp. 78.000,-

Hatimu tunduk dan terkalahkan. Dunia ada di atas kepalaku; akhirat ada dalam hatiku; dan Allah ada dalam batinku." (Al-Fath al-Rabbany, hlm. 111)

Nama Syaikh 'Abdul Qadir al-Jailani merupakan nama wali Allah yang tidak asing lagi bagi masyarakat muslim dunia. Kekaguman terhadap Syaikh adalah karena faktor ka-ramahnya (keajaiban supranatural sebagaimana mukjizat pada para Nabi) serta eksis-tensi kesadaran lllahiah yang bertumbuh dalam dirinya untuk mengagungkan spiritual-isme Islam secara ideal, serta menghidangkan kebahagiaan bagi hati yang terluka dan jiwa-jiwa yang gelisah.

Dalam buku ini, penulis mencoba mengeksplorasi perjalanan spiritual Syaikh 'Abdul Qadir al-Jailani dan ajaran-ajaran makrifatnya, yang bersumber dari empat kitab mo­numental karya Beliau, yakni Sirr al-Asrar fi ma Yahtaju llayhi al-Arbar (the Secret of Secrets) sebagai induk pengajaran sufi Syaikh al-Jailani; disusul dua karya master­piece yang berjudul al-Fath al-Rabbany [the Endowment of Divine Grace), dan karya berjudul Futuh al-Ghayb (Revelations of the Unseen). Selain itu ada satu karya fiqih-sufistik legendaris berjudul al-Ghunyah li Thalibi Thariqi al-Haqq (Sufficient Provision for Seekers of the Path of Truth).

Buku yang mencakup Tujuh Jalan Pengetahuan Syaikh al-Jailani Menuju Gerbang makrifatullah dan Sepuluh Jalan Makrifat untuk Menjadikan Diri Manusia lllahi ini nampaknya "wajib" dibaca dan diketahui bagi mereka yang ingin memperjalankan ruhaninya menuju Allah. Apalagi bagi mereka yang mengagumi Beliau sebagai tokoh sufi. Buku ini penulis susun berdasarkan penuturan, ajaran dan pengalaman dari Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailani sendiri.

Buku 14 : THE POWER OF SABAR

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Tiga Serangkai Solo

Bl/Tahun Terbit : April 2008

Tebal Buku : xvi + 232 halaman

Harga Buku : Rp. 40.000,-

Berbicara tentang kesabaran, adalah lebih kepada pengalaman hidup, penghayatan relijius, yakni penghayatan serta kesadaran mengenai peran aktif Allah dalam kerja tat hidup kita. Sementara ilmu tentang kesabaran, hanyalah sebagai pisau bedah analisis, yang memertajam penghayatan tersebut, serta hanya sekedar sebagai sarana untuk lebih mengetahui tentang berbagai pernik kesabaran itu sendiri.

Dalam al-Qur’an dan berbagai sunnah Rasulullah, kesabaran mendapatkan perhatian yang cukup serius, dikarenakan sifat dan sikap sabar menjadi sentral bagi mobilitas iman dan amal shalih dama jiwa seorang muslim. Semua kiat yang dinyatakan Rasulullah sebagai tameng dari setan dan bala tentaranya, berujung pada satu sikap, yakni kesabaran.

Al-Qur’an sendiri juga banyak menyebutkan kekuatan kesabaran, misalnya bahwa dengan bersabar maka Allah akan melipatganbdakan kekuatan kaum muslim (Qs. Al-Anfal/8:66), kesabaran juga mampu menjadikan kita hidup selalu optimis, positive thinking (husn al-dzan), dan optimal dalam merajut ikhtiar (upaya) dalam menembus taqdir Allah. Karena pada hakekatnya qadha Allah (ketetapan di lauh al-mahfudz) hanya dapat diketahui dan diraih secara maksimal, serta dapat ditembus dengan ikhtiar, doa dan kesabaran. Sehingga dalam hal ini dapat kita fahami bahwa kesabaran bukanlah sekedar penantian, atau sikap mandeg karena suatu musibah. Kesabaran adalah sinergi antara rasa ruhani dengan keadaan dan kondisi yang terjadi pada diri seorang mukmin, yang menyebabkannya mampu secara ikhlas bertawakkal kepada Allah.

Selain itu juga nampak bahwa kesabaran seakan-akan berada di antara doa dan ikhtiar, yang dengan ikhtiar (karena kesabarannya) tersebut, maka seseorang lebih banyak memiliki harapan pada masa depannya. Paling tidak berikhtiar dengan kesabaran akan mampu mengalihkan perhatian pikiran dari kondisi yang menghimpit. Maka dalam hal ini, kadang kesabaran terjadi dalam kondisi yang memaksa. Nah, kesabaran yang terbaik adalah kesabaran yang sudah inhern dalam jiwa kita, yang terjadi pada semua kondisi.

Tentu bahwa bagi meraka yang bersabar dalam iman, islam dan amal shalihnya, Allah sudah menyediakan surga yang menantinya, dan dipastikan akan dapat bertemu, melihat dan bercakap langsung dengan Allah kelak di hari Akhirat.

Banyak hal yang dapat kita peroleh dari pembacaan terhadap buku ini, yang berkaitan dengan seluk beluk kesabaran, kedahsyatannya bagi kehidupan, misterinya dalam membuka hijab menuju Allah, serta energinya yang mampu membawa kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Karena memang indahnya kehidupan itu baru terjadi dan terrasakan jika kita rajut dengan kesabaran.

Tentu bahwa pembacaan atas buku ini, tidak sama dengan membaca buku-buku yang lain. Kesabaran terkait dengan pengalaman dan kondisi batin (ahwal al-ruhaniyyah). Oleh karena itu, ketika membaca buku ini, untuk sejenak rehatkan pikiran, endapkan perasaan, dan hadirkan permenungan ke relung substansi buku. Kita introspeksi, bermuhasabah diri, dan semua paparan yang ada dalam buku ini, sebaiknya langsung kita internalisasikan ke dalam sanubari dan kedalaman jiwa kita. Insya Allah dengan demikian, Allah akan memberikan isti’anah dengan ma’rifat-Nya kepada kita. Amin.

1 komentar: