Jumat, 13 Agustus 2010

Buku Tahun 2010 bag 2




Ini adalah buku-buku karya Muhammad Sholikhin tahun 2010 mulai bulan Juni
Judul : Ternyata Menikah itu Asyik
Penulis : KH. Muh. Sholikhin
Penerbit : Cakrawala Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juni 2010


Judul : Ternyata Masuk Surga itu Mudah
Penulis : KH. Muhammad Sholikhin
Penerbit : Cakrawala Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Juli 2010

Rabu, 09 Juni 2010

Buku 2010

Data Buku:
Judul Buku: Misteri Bulan Suro Perspektif Islam Jawa
Penulis: KH. Muhammad Sholikhin
Penerbit: Narasi Yogyakarta
Tahun terbit : Februari 2010
Harga : Rp. 55.000,-

BUKU tahun 2010

Berikut judul-judul buku terbaru tahun 2010

Data Buku:
Judul Buku : Ritual dan Tradisi Islam Jawa
Penulis : KH. Muhammad Sholikhin
Penerbit : Narasi Yogyakarta
Tahun Terbit : April 2010
Harga : Rp. 85.000,-



Data Buku:
Judul Buku : Menyatu Diri dengan Ilahi
Penulis : KH. Muhammad Sholikhin
Penerbit : Narasi Yogyakarta
Tahun Terbit : Mei 2010
Harga : Rp. 120.000,-

Kamis, 29 Oktober 2009

BUKU RATU KIDUL

Sampul belakang buku Kanjeng Ratu Kidul


Buku Kanjeng Ratu Kidul karya Muhammad Sholikhin

Judul : Kanjeng Ratu Kidul dalam Perspektif Islam Jawa
Penulis : K.H. Muhammad Sholikhin
Penerbit : Narasi (Media Pressindo) Yogyakarta
Harga : Rp. 60.000,-

Kamis, 18 Juni 2009

Buku 2009

Buku 11 : SAMBUT KEMATIAN DENGAN SENYUM

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Tiga Serangkai Solo

Bl/Tahun Terbit : Maret 2008

Tebal Buku : xvi + 354 halaman

Harga Buku : Rp. 43.000,-

Hari akhirat berikut semua peristiwa yang melingkupinya memang selalu menjadi pembahasan keagamaan yang cukup menarik, sekaligus selalu menjadi bahan renungan manusia, karena memang hal tersebut merupakan sesuatu yang pasti akan dilalui manusia dalam mengarungi perjalanannya menuju Allah.

Sayangnya, selama ini, kebanyakan umat beragama hanya memahami hal tersebut berdasarkan doktrin keagamaan secara “mentah”, tanpa disertai dengan bahan perenungan yang mengarahkan agar potensi ruhani manusia mampu dioptimalisasikan untuk menyongsong kehidupan sejati di akhirat tersebut. Untuk kepentingan itulah buku ini sengaja dibuat, sebagai suluh bagi hati serta batin para pembaca, agar dapat memperjalankan ruhaninya mengarungi alam akhirat.

Tidak lupa, penulis kemukakan tips-tips keagamaan serta keruhanian pada setiap akhir bab, terutama menyangkut apa yang bisa dilakukan, agar dalam setiap fase perjalanan keakhiratan, dapat kita lalui dengan selamat, sampai akhirnya kita dapat bertemu dengan Allah.

Buku Sambut Kematian dengan Senyum, akan memaparkan dengan gamblang tentang peristiwa kematian yang akan menimpa umat manusia, mengajak untuk merenungkan tentang bekal kematian, menggambarkan tentang peristiwa di alam kubur, dimensi spiritual tentang alam kubur, serta kehidupan di alam barzakh. Lebih jauh, buku ini juga mengungkapkan arti penting keimanan pada hari akhir, konsepsi yaumul akhir menurut Al-Qur'an, fenomena hari kebangkitan dan pengelompokan manusia menuju Padang Mahsyar, hikmah dari peristiwa-peristiwa hari kebangkitan dan penghitungan amal, dan adanya surga- neraka, serta tingkat-tingkatan surga.

Buku 12 : TRADISI SUFI DARI NABI Tasawuf Aplikatif Ajaran Nabi Muhammad SAW (Kajian dalam Perspektif Teori, Sejarah, dan Praktek Kehidupan Sehari-hari)

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Cakrawala Yogyakarta

Bl/Tahun Terbit : April 2008

Tebal Buku : xii + 564 halaman

Harga Buku : Rp. 80.000,-

Tasawuf sebagai sebuah wacana, dewasa ini telah mampu menyedot perhatian besar kaum muslim, termasuk dunia penerbitan. Sehingga banyak alternatif belajar tasawuf sekarang ini, walaupun tidak mengerti bahasa Arab, tanpa memasuki tarekat, dan tanpa kehadiran guru sekalipun, karena banyaknya luteratur sufi yang ada.

Namun tentu saja, sebagaimana konsep keagamaan pada umumnya, terdapat kesenjangan yang cukup lebar antara banyaknya ilmu yang didapat dan tersimpan dalam memori akal, dengan aplikasi dalam tingkatan praktis. Demikian pula dengan sufisme, melubernya kepustakaan dan penuhnya ilmu teoritis tasawuf, belum tentu seimbang, dan bahkan belum tentu menunjukkan, bahwa si pemilik ilmu dan pengkoleksi buku sufi itu dapat mengaplikasikan kesufian secara baik.

Ketertarikan banyak orang terhadap sufisme tentunya berangkat dari keinginannya mendalami segi-segi esoterisme Islam, disamping keyakinan bahwa tasawuf akan mampu membawa pelaksananya kepada kesucian batin. Sementara kebersihan batin merupakan tujuan utama dari semua agama.

Penelitian-penelitian mutakhir membuktikan bahwa disamping kebersihan hati, para pengamal sufi juga lebih mendapatkan ketenangan hidup, stabilitas emosi, dan lebih dari itu, sufisme mampu memacu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi, dan tentunya kecerdasan spiritual bagi pelaksananya.

Namun problem pelaksanaan masih banyak menghadang kebanyakan orang yang menginginkan suguhan sufisme praktis. Kebanyakan sumber bacaan yang hadir, memang telah mampu menghadirkan suguhan ilmu-ilmu sufisme yang terrekam oleh memori otak. Tetapi umumnya mengalami kesulitan ditingkat pelaksanaan, bahkan kadang malah hanya berputar-putar dan silat lidah tentang ilmu-ilmu teoritis itu sendiri.

Gejala ini mudah difahami karena disamping kebanyakan sumber bacaan yang ada merupakan hasil terjemahan, kehadiran buku-buku sufi lokal pun umumnya masih berkutat pada dataran teoritis tasawuf. Bahkan even-even pelatihan spiritual yang kini kian marak, juga baru sekedar menyuguhkan materi-materi “otak”, bukan dalam arti pelatihan spiritual yang sesungguhnya. Forumnya memang pelatihan dan bimbingan, namun dalam prakteknya dalam forum itu hanya dikenalkan metodologi sufi dalam kerangka teoritis.

Oleh karena itu, penulis terdorong untuk menulis buku tasawuf yang menghadirkan wacana teoritis, historis, dan aplikatif.

Segi teoritis dalam buku ini, yang penulis kemukakan dalam bagian pertama, dimaksudkan sebagai dasar-dasar bagi upaya aplikasi sufi yang dipaparkan pada bagian kedua. Bahkan apa yang penulis sebut bagian teoritis ini sebenarnya lebih mengacu pada hasil pengalaman praktek sufi, sehingga akan lebih mudah dicerna dan diresapkan menjadi pengetahuan kebijaksanaan (ma’rifah). Maka dalam bagian ini, pembaca telah diajak untuk menyelami bagaimana metode sufi dalam membimbing ruhani manusia menuju Allah, bagaimana manusia mengenal nafsu dan mengendalikannya, dan bagaimana pola manajemen qolbu yang praktis dan mudah.

Selain itu, pada bagian ini pula, penulis mengemukakan tentang tujuan mempelajari tasawuf, dan tujuan bertasawuf itu sendiri, yang masing-masing memang memiliki orientasi yang berbeda.

Agar pembaca mendapatkan deskripsi “silsilah” ilmu dan pemikiran tasawuf sejak zaman Rasulullah sampai saat sekarang ini, penulis juga menyajikan sejarah ringkas perkembangan ilmu tasawuf dari abad ke abad. Sejarah di sini penulis sajikan secara kronologis-historis, yang selama ini memang kita masih sangat kesulitan mendapatkan buku rujukannya.

Setelah itu, barulah penulis menyuguhkan praktek sufi sehari-hari. Dalam bagian ini, penulis ingin menunjukkan bahwa untuk menjadi seorang sufi, tidaklah sulit. Demikian pula untuk mempraktekkan kehidupan sufi, bukanlah hal yang mustahil, buklan pula hanya menjadi milik para ulama’, kelas elite keagamaan. Praktek sufi adalah suguhan Islam untuk semua penganutnya. Sama halnya dengan kebersihan dan kesucian hati yang menjadi milik asasi manusia.

Melalui buku ini, penulis ingin mengajak semua pembaca untuk memasuki relunmg-relung terdalam dunia sufi, sekaligus mengaplikasikan hidup sufi secara mudah, dilakukan kapanpun, di manapun, dan tentu kita bisa berlayar secara senang hati menempuh kehidupan sufi tanpa harus memasuki dunia tarekat yang rumit, dan tidak diharuskan berguru pada mursyid tertentu. Dan inilah insya Allah yang penulis sajikan berupa konsep dan praktek “Tradisi Sufi dari Nabi”.

Buku 13 : 17 JALAN MENGGAPAI MAHKOTA SUFI SYAIKH ‘ABDUL QADIR AL-JAILANI (Intisari Kitab Karya al-Jailani: al-Fath al-Rabbany, Sirr al-Asrar, al-Futuh al-Ghayb dan Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq)

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Mutiara Media Yogyakarta

Bl/Tahun Terbit : April 2008

Tebal Buku : xvi + 480 halaman

Harga Buku : Rp. 78.000,-

Hatimu tunduk dan terkalahkan. Dunia ada di atas kepalaku; akhirat ada dalam hatiku; dan Allah ada dalam batinku." (Al-Fath al-Rabbany, hlm. 111)

Nama Syaikh 'Abdul Qadir al-Jailani merupakan nama wali Allah yang tidak asing lagi bagi masyarakat muslim dunia. Kekaguman terhadap Syaikh adalah karena faktor ka-ramahnya (keajaiban supranatural sebagaimana mukjizat pada para Nabi) serta eksis-tensi kesadaran lllahiah yang bertumbuh dalam dirinya untuk mengagungkan spiritual-isme Islam secara ideal, serta menghidangkan kebahagiaan bagi hati yang terluka dan jiwa-jiwa yang gelisah.

Dalam buku ini, penulis mencoba mengeksplorasi perjalanan spiritual Syaikh 'Abdul Qadir al-Jailani dan ajaran-ajaran makrifatnya, yang bersumber dari empat kitab mo­numental karya Beliau, yakni Sirr al-Asrar fi ma Yahtaju llayhi al-Arbar (the Secret of Secrets) sebagai induk pengajaran sufi Syaikh al-Jailani; disusul dua karya master­piece yang berjudul al-Fath al-Rabbany [the Endowment of Divine Grace), dan karya berjudul Futuh al-Ghayb (Revelations of the Unseen). Selain itu ada satu karya fiqih-sufistik legendaris berjudul al-Ghunyah li Thalibi Thariqi al-Haqq (Sufficient Provision for Seekers of the Path of Truth).

Buku yang mencakup Tujuh Jalan Pengetahuan Syaikh al-Jailani Menuju Gerbang makrifatullah dan Sepuluh Jalan Makrifat untuk Menjadikan Diri Manusia lllahi ini nampaknya "wajib" dibaca dan diketahui bagi mereka yang ingin memperjalankan ruhaninya menuju Allah. Apalagi bagi mereka yang mengagumi Beliau sebagai tokoh sufi. Buku ini penulis susun berdasarkan penuturan, ajaran dan pengalaman dari Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jailani sendiri.

Buku 14 : THE POWER OF SABAR

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Tiga Serangkai Solo

Bl/Tahun Terbit : April 2008

Tebal Buku : xvi + 232 halaman

Harga Buku : Rp. 40.000,-

Berbicara tentang kesabaran, adalah lebih kepada pengalaman hidup, penghayatan relijius, yakni penghayatan serta kesadaran mengenai peran aktif Allah dalam kerja tat hidup kita. Sementara ilmu tentang kesabaran, hanyalah sebagai pisau bedah analisis, yang memertajam penghayatan tersebut, serta hanya sekedar sebagai sarana untuk lebih mengetahui tentang berbagai pernik kesabaran itu sendiri.

Dalam al-Qur’an dan berbagai sunnah Rasulullah, kesabaran mendapatkan perhatian yang cukup serius, dikarenakan sifat dan sikap sabar menjadi sentral bagi mobilitas iman dan amal shalih dama jiwa seorang muslim. Semua kiat yang dinyatakan Rasulullah sebagai tameng dari setan dan bala tentaranya, berujung pada satu sikap, yakni kesabaran.

Al-Qur’an sendiri juga banyak menyebutkan kekuatan kesabaran, misalnya bahwa dengan bersabar maka Allah akan melipatganbdakan kekuatan kaum muslim (Qs. Al-Anfal/8:66), kesabaran juga mampu menjadikan kita hidup selalu optimis, positive thinking (husn al-dzan), dan optimal dalam merajut ikhtiar (upaya) dalam menembus taqdir Allah. Karena pada hakekatnya qadha Allah (ketetapan di lauh al-mahfudz) hanya dapat diketahui dan diraih secara maksimal, serta dapat ditembus dengan ikhtiar, doa dan kesabaran. Sehingga dalam hal ini dapat kita fahami bahwa kesabaran bukanlah sekedar penantian, atau sikap mandeg karena suatu musibah. Kesabaran adalah sinergi antara rasa ruhani dengan keadaan dan kondisi yang terjadi pada diri seorang mukmin, yang menyebabkannya mampu secara ikhlas bertawakkal kepada Allah.

Selain itu juga nampak bahwa kesabaran seakan-akan berada di antara doa dan ikhtiar, yang dengan ikhtiar (karena kesabarannya) tersebut, maka seseorang lebih banyak memiliki harapan pada masa depannya. Paling tidak berikhtiar dengan kesabaran akan mampu mengalihkan perhatian pikiran dari kondisi yang menghimpit. Maka dalam hal ini, kadang kesabaran terjadi dalam kondisi yang memaksa. Nah, kesabaran yang terbaik adalah kesabaran yang sudah inhern dalam jiwa kita, yang terjadi pada semua kondisi.

Tentu bahwa bagi meraka yang bersabar dalam iman, islam dan amal shalihnya, Allah sudah menyediakan surga yang menantinya, dan dipastikan akan dapat bertemu, melihat dan bercakap langsung dengan Allah kelak di hari Akhirat.

Banyak hal yang dapat kita peroleh dari pembacaan terhadap buku ini, yang berkaitan dengan seluk beluk kesabaran, kedahsyatannya bagi kehidupan, misterinya dalam membuka hijab menuju Allah, serta energinya yang mampu membawa kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Karena memang indahnya kehidupan itu baru terjadi dan terrasakan jika kita rajut dengan kesabaran.

Tentu bahwa pembacaan atas buku ini, tidak sama dengan membaca buku-buku yang lain. Kesabaran terkait dengan pengalaman dan kondisi batin (ahwal al-ruhaniyyah). Oleh karena itu, ketika membaca buku ini, untuk sejenak rehatkan pikiran, endapkan perasaan, dan hadirkan permenungan ke relung substansi buku. Kita introspeksi, bermuhasabah diri, dan semua paparan yang ada dalam buku ini, sebaiknya langsung kita internalisasikan ke dalam sanubari dan kedalaman jiwa kita. Insya Allah dengan demikian, Allah akan memberikan isti’anah dengan ma’rifat-Nya kepada kita. Amin.

Syekh Siti Jenar

Buku 1 : SUFISME SYEKH SITI JENAR Kajian Kitab Serat dan Suluk Siti Jenar

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Narasi Yogyakarta

Bl/Tahun Terbit : September 2004

Tebal Buku : xvi + 336 halaman

Harga Buku : Rp. 37.500,-

Catatan sejarah penyebaran Islam di tanah Jawa, menunjukkan bahwa Islam tersebar luas kepada masyarakat Indonesia hingga saat ini berkat jasa besar para ulama dan auliya’, yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan Walisanga. Sayangnya periwayatan mereka, hingga saat ini masih banyak didominasi oleh mitos dan hikayat, dan belum menunjukkan fakta sejarah serta ajaran yang betul-betul valid.

Di antara para wali yang paling mendatangkan kontroversi, dan paling banyak diselimuti kabut mitos adalah wali nyentrik, yaitu Syekh Siti Jenar. Kisah dan ajarannya sangat populer di masyarakat. Sayangnya, penulisan ajarannya secara utuh dan shahih belum banyak dilakukan.

Syekh Siti Jenar menghadirkan kearifan spiritual Islam di tanah Jawa, atau yang umum disebut sekarang sebagai Islam Esoteris. Syekh Siti Jenar mengambil langkah tersebut, disamping alasan utama bahwa kebenaran agama tidak bisa disembunyikan, dan bahwa dia sendiri adalah seorang esoteris dan esensialis yang telah mencapai pengalaman spiritual tertinggi (mencapai kemanunggalan, tauhid al-wujud), Syekh Siti Jenar juga menyadari, bahwa Islam yang sudah diterima masyarakat Jawa sejak awal abad ke-13 (jauh sebelum Walisanga hadir), adalah Islam yang mampu berinteraksi dengan relijiusitas lokal, dan menjalin-kelindan dengan peradaban serta budaya masyarakat yang ada.

Hasilnya adalah sebuah antropologi keagamaan yang mengasyikkan, bahwa dzikir adalah shalat daim, yakni seluruh tingkah laku kita yang berhubungan timbal balik dengan Allah. Dan bahwa ternyata ajaran Syekh Siti Jenar tersebut diperoleh dengan sanad yang bisa dipertanggungjawabkan, baik secara syar’i maupun sufi. Tujuan utama ajaran Syekh Siti Jenar adalah mengajak manusia untuk selalu tumbuh berkembang seperti pohon Sidratul Muntaha; selalu aktif, progresif, dan positif. Membangkitkan pribadi Ingsun Sejati melalui tauhid al-wujud, atau yang dikenal secara lokal dengan sebutan Manunggaling Kawula-Gusti.

Namun benarkah tuduhan bahwa ajaran Siti Jenar sesat? Benarkan bahwa ajarannya adalah bentuk pertempuran antara kejawen dan Islam? Apakah ajaran Syekh Siti Jenar merupakan bentuk rekayasa budaya untuk menyerang Islam? Benarkan Siti Jenar meninggal setelah di eksekusi oleh Walisongo? Berbagai jawaban mengenai teka-teki Syekh Siti Jenar akan anda temukan dalam buku ini.

Buku 2 : AJARAN MA’RIFAT SYEKH SITI JENAR Panduan Menuju Kemenyatuan dengan Allah, Refleksi dan Penghayatan Syekh Siti Jenar

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Narasi Yogyakarta

Bl/Tahun Terbit : Mei 2007

Tebal Buku : 612 halaman

Harga Buku : Rp. 60.000,-

“Islam sebagai agama formal yang dibawa melalui fisik Nabi Muhammad adalah wadah (bersifat netral). Islam dalam bentuk kepasrahan total dan keterleburan diri Nur Muhammad (universal) adalah isi. Syekh Siti Jenar menghendaki dan mengajarkan al-Islam sebagai isi yang mempengaruhi jasad-fisik sebagai wadah, bukan isi yang diwarnai oleh wadah” (Intuisi mistik yang diperoleh penulis, ketika melakukan ziarah spiritual kepada Syekh Siti Jenar, Ahad 1 Muharram 1425 H/22 Pebruari 2004).

Mencapai tahapan ma’rifatullah, dan kondisi selalu bersama Allah (ma’iyyatullah), apalagi anugerah untuk bisa “melihat” dan “berpadu” dengan Allah dalam alam keabadian setelah mati, menjadi dambaan dan harapan hampir semua umat manusia. Sehingga berbagai cara ditempuh untuk itu. Dalam konteks buku ini, perjalanan spiritual tersebut, lebih diarahkan pada manifestasi pengalaman manunggaling kawula-Gusti, buah spiritual dari Syekh Siti Jenar.

Islam menyediakan kerangka utuh untuk hal tersebut, yaitu konsep dasar iman, islam, dan ihsan. Dalam dunia tasawuf, ketiga kerangka keagamaan tersebut diaplikasi dalam doktrin kemanunggalan syari’at, thariqah, ma’rifat, dan hakekat. Namun pusat dari empat doktrin sufi itu adalah ma’rifatullah.

Telah banyak buku tasawuf beredar, dan banyak pula seminar, pelatihan, serta kursus tentang ma’rifatullah. Buku-buku dan even-even kesufian telah mampu menarik banyak minat kaum muslim Indonesia dewasa ini, yang memang sedang mengalami kegersangan spiritual. Kosmos ruhani bangsa kita gersang, dan kering kerontang dan kesejukan batiniah. Dunia keagamaan kita ternyata masih miskin dalam menghadirkan inti dan esensi keagamaannya.

Tetapi, setelah membaca berbagai buku sufi, serta banyak mengikuti forum seminar dan pelatihan, ternyata masih banyak keluhan, bahwa yang didapatkan juga tidak lebih dari teori-teori yang berulang. Kalaupun ada hasil, sifatnya instan dan sementara. Sehingga banyak orang yang mendambakan hadirnya tuntunan praktis, yang dapat memberikan pelatihan langsung, serta imbas dan efek yang bersifat selamanya.

Terdorong oleh keinginan untuk ikut berbagai pengetahuan dan pengalaman tentang ma’rifatullah, maka penulis sengaja menyusun buku “Ajaran Ma’rifat Kemanunggalan Syekh Siti Jenar” ini, dengan pijakan dasar, sebagai bahan bacaan yang sekaligus dapat dilaksanakan secara aplikatif-praktis bagi perjalanan ruhani menuju Allah.

Buku ini penulis susun dengan meramukan berbagai pengetahuan kesufian, pengalaman keruhanian real, dan juga terutama konsep kesufian Syekh Siti Jenar dengan puncak pengalamannya, manunggaling kawula-Gusti. Ma’rifat tidak bisa difahami hanya dalam teori semata, tetapi lebih merupakan pengalaman spiritual langsung. Buku ini akan membawa anda ke samudera perjalanan dan pengalaman spiritual tersebut, yang dapat anda praktikkan setiap saat.

Buku 3 : MANUNGGALING KAWULA GUSTI Filsafat Kemanunggalan Syekh Siti Jenar

Penulis : Muhammad Sholikhin

Penerbit : Narasi Yogyakarta

Bl/Tahun Terbit : Januari 2008

Tebal Buku : 420 halaman

Harga Buku : Rp. 72.000,-

Pada berbagai kesempatan, penulis diberi kesempatan untuk menggali secara mendalam tentang berbagai aspek ajaran Syekh Siti Jenar, yang bermuara pada Rasulullah Muhammad saw. Wajar jika mereka menolak untuk disebut sebagai pengikut alirah Syekh Siti Jenar, yang terpisah dari ajaran Nabi Muhammad.

Di antara ajaran yang sempat penulis dalami adalah tentang konsep sangkan paraning dumadi (inna lillahi wa inna ilaihi raji'un), ajaran tauhid, eksistensi manusia dalam relasinya dengan eksistensi Allah, dan tentu juga ajaran serta praktik mati sak jerroning urip.

Pada kesempatan buku, penulis hadirkan buku “Filsafat Islam-Jawa Syekh Siti Jenar” dari hasil rangkaian penelitian penulis, yang merupakan buku ketiga dari trilogi Syekh Siti Jenar. Buku pertama adalah “Sufisme Syekh Siti Jenar” sebagaimana sudah disebut di atas, dan buku kedua adalah “Ajaran Makrifat Kemanunggalan Syekh Siti Jenar”.

Memang dalam buku ini, penulis tentu saaja belum sempat mencantumkan berbagai “oleh-oleh” dari perjalanan tersebut, karena memang sejak penulis berangkat, naskah buku ini sudah selesai penulis kerjakan. Insya Allah pada karya hasil penelitian berrikutnya, penulis akan memaparkan berbagai seluk-beluk pedalaman ajaran tersebut.

Akan tetapi, insya Allah hal-hal yang mendasar, yang berkait dengan konsepsi filosofis dan metafisis sudah terekam dalam buku ini.